INDCYBER.COM, SAMARINDA -Ramai pemberitaan, baik di media cetak, media online, media elektronik hingga media sosial yang menanyakan keberadaan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang disaat Samarinda mengalami musibah banjir.
Syaharie Jaang ketika menghubungi staf pemberitaan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda, Selasa (11/6) pukul 12.59 atau sekitar jam 7 waktu Jerman, menyampaikan keberangkatannya ke Jerman untuk mengunjungi putrinya An-Nuur Wanda Tisya Anugrah yang sedang kuliah memasuki hampir dua tahun.
“Sebelum berangkat, hari raya pertama jam 20.00 WITA saya rapat dengan Sekda, Asisten I dan Camat se kota Samarinda untuk antisipasi masalah sosial, kondusifnya kota karena pasca Pemilu, termasuk kalau ada banjir, kebakaran, tanah longsor dan lain-lain supaya semua maksimal. Ini saya sampaikan terkait keberangkatan saya yang kurang lebih 10 hari dengan perjalanannya,” ucap Jaang melalui panggilan LINE pribadinya.
Memang diakui Jaang malam itu seperti ada perasaan akan ada sesuatu hal, ternyata benar terjadi banjir besar.
“Makanya berkali-kali saya pesan kepada sekda, asisten terlebih camat agar sigap, respon dalam penanganan musibah. Berhubung wawali tidak ada, penanggung jawab adalah sekda dibantu asisten, staf ahli, kepala OPD dan camat. Sekda pun tetap berkoordinasi dengan saya, seperti mau menetapkan status Tanggap Darurat, hari Sabtu lalu waktu kami transit menuju Jerman, juga berkoordinasi,” beber Jaang.
Jaang menyebutkan dirinya sudah mendapatkan izin dari Mendagri yang prosesnya memakan waktu 2 bulan di Kemendagri dan juga sudah lapor kepada Gubernur Kaltim.
Jaang mengaku sangat prihatin dengan musibah sehingga menuntut jajarannya dibawah koordinasi Sekda Sugeng Chairuddin untuk maksimal melakukan penanganan terhadap korban banjir.
“Soal mendoakan, saya bersama ibu sehabis shalat selalu mendoakan Samarinda agar selalu dijauhkan dari bencana, musibah, pertikaian, kota kita aman, kondusif, anak anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah. Termasuk banjir ini, saya sama istri mendoakan cepat surut, yang sakit segera diberikan kesembuhan dan dilimpahkan rejekinya,” imbuhnya.
Jaang mengakui menyiapkan keberangkatan ini selama 6 bulan, dimana mereka terlebih dahulu mengumpulkan dana yang tidak sedikit untuk menemui putrinya yang tahun ini tidak boleh pulang karena sedang program menjadi relawan Anak Berkebutuhan Khusus.
Jaang menyampaikan salam dari putrinya kepada warga.
“Dia (putrinya, red) terus memantau banjir melalui medsos. Istri saya juga titip salam, bahkan kemarin majelis taklim binaan istri sudah membagikan nasi kotak kepada korban, dan juga mempersilahkan warga menjadikan lantai bawah sekretariat PKK untuk mengungsi,” katanya.
Jaang menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran yang terus melaksanakan penanganan terhadap korban banjir, Forkompinda, relawan-relawan dari berbagai organisasi dan pihak swasta.
“Salam untuk Forkompinda terutama Kapolres dan Dandim, terimakasih,” ucap Jaang.(DISKOMINFO SAMARINDA /SP)