indcyber.com, Washington, Indonesia – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank/ WB) telah menyetujui pinjaman kepada Indonesia sebesar US$300 juta (sekitar Rp 4,2 triliun) untuk mengembangkan layanan dan infrastruktur dasar pariwisata yang relevan, memperkuat ekonomi lokal yang terkait pada pariwisata, dan untuk menarik lebih banyak investasi swasta.
Proyek baru yang mendukung pembangunan sektor pariwisata dalam negeri ini diharapkan dapat dinikmati oleh lebih dari 2,8 juta penduduk Indonesia, demikian pernyataan Bank Dunia yang dikutip CNBC Indonesia hari Senin (4/6/2018).
“Jika terencana dan dikelola dengan baik, pariwisata dapat melahirkan banyak pekerjaan dan pendapatan yang berkali-kali lipat untuk Indonesia,” kata Rodrigo A. Chaves, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, dalam pernyataan tersebut.
“Infrastruktur dasar yang lebih baik dan belanja pengunjung dapat membawa dampak ekonomi yang signifikan di area-area yang memiliki akses terbatas terhadap ekonomi berbagi (shared prosperity),” tambahnya.
Pembiayaan ini akan melengkapi sumber daya domestik yang cukup besar di Indonesia sehingga dapat mendukung pembangunan infrastruktur terpadu pemerintah untuk kawasan strategis pariwisata nasional.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekankan bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif akan jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pemerintahannya juga tengah gencar mempromosikan 10 destinasi pariwisata baru, seperti Danau Toba di Sumatera Utara dan Candi Borobudur di Jawa Tengah, yang sering disebut “Bali baru”.
Bank Dunia mengatakan tujuan utama Proyek Pengembangan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Project) ini di antaranya akan meningkatkan kapasitas kelembagaan negara untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Investasi proyek ini akan mulai dilakukan di tiga tujuan wisata utama, yaitu pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat; Borobudur-Yogyakarta-Prambanan di Jawa; dan Danau Toba di Sumatera Utara.
Setelah pembangunan, ketiga lokasi wisata tersebut diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan tahunan menjadi 27,3 juta orang pada tahun 2041, peningkatan yang signifikan dari yang sekitar 15,3 juta pengunjung di tahun 2015.
Belanja turis tahunan juga diharapkan meningkat menjadi US$3,3 miliar pada tahun 2041 dari US$1,2 miliar pada tahun 2015, serta investasi swasta diperkirakan meningkat 13 kali lipat menjadi US$421 juta.
Proyek ini juga mengupayakan peningkatan manajemen aset alam dan budaya yang sangat penting bagi peningkatan jumlah wisatawan. Sejalan dengan itu, investasi di sumber daya manusia membantu memastikan bahwa komunitas lokal dapat memperoleh keuntungan jangka panjang dari pariwisata.
“Proyek tersebut akan membantu meningkatkan koordinasi antara pemerintahan pusat, provinsi, dan lokal, dan memobilisasi sumber daya mereka untuk tujuan bersama. Tujuan-tujuan ini dituangkan dalam rencana induk pariwisata terpadu yang disiapkan untuk setiap tujuan wisata,” kata Bertine Kamphuis, Spesialis Sektor Swasta Senior Bank Dunia.(CNBC)