Diskusi IKN Berbasis Hutan Hujan Tropis dan DAS sebagai Penyangga

Samarinda, indcyber.com – Sustainitiate bersama pakar Akademisi gelar Media Briefing di Gedung Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si Universitas Mulawarman membahas Pentingnya Menjaga Ekosistem dan Tutupan Hutan Hujan Tropis serta Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) dengan Sejumlah Media Online Kaltim dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran dan kajian.

Deputy Director, Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper juga Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Agus Setyarso, memaparkan pentingnya restorasi / memulihkan semua aspek dari Hutan, Rehabilitasi Lahan, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, untuk menyangga Ibu Kota Negara di tengah hujan Tropis menjadi lingkungan.

“ Ada 4 Hal Oprasionalisasi yang sangat penting dan terfokus yaitu Government, Lingkungan DAS, Sosial, dan Kondisi Ekonomi. Tata kelola regulasi pusat, kaltim dan daerah, semua harus untuk kepentingan masyarakat setempat.”

Ditambahkan Agus Setyarso, instrumentasinya masih belum berjalan di tegarai masalah kelembagaan yang belum selesai, dari Pusat, IKN, Kaltim dan daerah. Saat ini Pemkab Penajam Paser Utara terus berbicara kebutuhan dan kewenangan, hal ini tidak ada singkronisasi tata pemerintahan dalam hal regulasi antar tingkatan kepemerintahan yang belum di akomodir.

“ Ada level yang berdiri sendiri, seperti  PUPR mengatur kebawahnya ke level BWS, Kemudian Kementrian KLHK mengatur kebawahnya hingga daerah aliran sungai dan hilirisasi sungai kedua jarang berkomunikasi ataupun bertukar data.” Beber Agus Setyarso.

Restorasi lingkungan di Kaltim memiliki masalah air sungai kualitasnya tidak baik menurut salah satu pakar gas, tidak ada salah satupun pun air sungai di kaltim yang sehat, kualitas airnya tidak betul – betul sehat.

Sementara dari KLHK menyebutkan potensi bahaya banjir berkisar antara sedang normal dan tinggi bila hal ini tidak segera di restorasi tidak mungkin terjadi banjir. Sehingga kunci suksesnya pemindahan IKN adalah Restorasi secara menyeluruh.

Masalah lainnya tidak melibatkan masyarakat, padahal masyarakat yang nantinya penerima manfaat sehingga harus inklusif dengan masyarakat realitas itu adalah yang menjadi kebutuhan masyarakat. Kaitannya dengan IKN adalah memberikan keleluasaan masyarakat untuk menanam tanaman produksi dan mengelola lahan secara maksimal, ini yang sering kali pemerintah pusat lupa, hanya kalangan akademisi Unmul yang selama ini selalu sering bertanya ke masyarakat, ketika masyarakat  berhasil di penuhi tidak mungkin merambah karena ada tanamaman mereka sendiri.

“ Kesenjangan ekonomi antara pendatang dan penduduk local harus dikelola dengan baik melalui tata kelola yang benar dengan menghargai kultur adat dan budaya agar tidak semaunya,” Beber Agus Setyarso.

Review semua study kelayakan, salah satunya aspek  sosialnya itu hanya sekedarnya tidak mendalam sehingga  banyak kejadian dan terjadi konflik di masyarakat. Kemudian mereka akan melakukan protes dan terjadilah eskalasi, jika protes tidak dapat di tangani akan terjadi apa yang disebut kekerasan kolektif, dan itu tidak akan membangun IKN secara Sukses.

IKN masih belum Nampak menyediakan infrastruktur yang adil, infrastruktur jalan, pelabuhan, perhubungan transportasi, listrik, dan perbankan, ada hal – hal yang harus di restore sehingga itu harus dibuat yang adil.

Sementara itu Guru Besar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Universitas Padjadjaran, Bandung, Chay Asdak, argument bencana kaitannya dengan gempa bumi, Kalimantan itu bukan merupakan bagian dari jaringan ovale dari Sumatra, jawa, bali,  Sulawesi utamanya.

“ sifat bencana bukan hidrologi sedimentasi, erosi, dan longsor mungkin pada musim hujan, pada musim kemarau itu kekuarangan air, isu kritis di IKN baik di balikpapan dan samarinda adalah soal air tanah dan erosi, kesimpulannya  untuk isu air di upayakan dengan mejaga kantong – kantong air contohnya Khas (air tanah) lokasi itu tinggal kita hanya pertahankan dan menjaganya seperti di meratus, trunen, pemaluan, dan semoy. “ kata Chay Asdak.

Yang kedua yaitu menjaga White Plan,  Mangrove, ekalitus, untuk menjaga ketersedian air, mencegah terjaadinya banjir pada tempat tertentu. Dalam konteks air dan energi ada kedekatan yang kita ajukan untuk fungsi listrik tidak hanya PLTA, juga bisa memanfaatkan tenaga surya, jalur khatulistiwa memungkinkan solar-solar listrik.

“ Kalimantan memiliki daerah yang sangat luas yang selama ini digunakan untuk tanaman HTI, pada tempat tertentu di bangun yang sebagian kayu itu menjadi serbuk energi, energi listrik yang di dasarkan pada bahan baku kayu, soal teknologi tidak terlalu sulit.” kata Chay Asdak lagi.

Dr. Ir. Sukartiningsih, M.Sc. Wakil Rektor Bidang Umum Universitas Mulawarman (Unmul) jika kita dapat melestarikan dan menjaga kekayaan hutan secara benar sesuai fungsinnya, alam sesunguhnya telah menyediakan segala macam obat.

“ Saat ini saya sedang menata kembali menanam jenis tanaman endemic di kampus untuk menjadi edukasi. Sebenarnya hutan itu banyak menfaatnya  bukan hanya kayunya, masyarakat local masih ada yang mencari sarang lebah madu di hutan.” Beber Sukartiningsih.

Sehubungan dengan restorasi saatnya kita membudidayaklan kembali menanam pohon di hutan yang sudah mulai langka, seperti kayu Ulin salah satu jenis kayu hutan tropikal basah yang tumbuh secara alami di wilayah kalimantan, kayu kapul, Kayu Bengkirai, Kayu meranti, Kayu Keruing dan lainnya untuk menyangga keberadaan IKN menjadi hutan Hujan Tropis seperti apa yang di harapkan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo.(ST)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *