INDCYBER.COM,SAMARINDA-Besok 4 Maret 2020 Musyawarah Daerah Partai Golongan Karya Kalimantan Timur mulai digelar untuk memilih Nakhoda baru lima tahun kedepan setelah ditinggal Rita Widyasari”kuliah”.
Hingga saat ini sudah ada 7 orang yang mendaftar sebagai Calon Ketua DPD Golkar Kaltim, diantaranya Makmur HAPK, Rita Barito, Encik Widiyani,Sutamsis, Isran Noor dan Rudi Mas’ud.
Musda Golkar Kaltim ini juga mendapatkan tanggapan dari anggota DPRD Kaltim Nidya Listyono yang notabene adalah kader partai berlambang pohon beringin tersebut.Ia mengatakan jika seluruh kandidat calon Ketua DPD Golkar ini kuat dan punya magnet serta aura yang sangat luar biasa.
Namun Tyo sapaan karibnya sangat berharap jika pemimpin Partai Golongan Karya kedepannya mampu meregenerasi dan rekonsiliasi sehingga partai ini benar-benar kembali pada zaman keemasan.
“Saya menilai semua kandidat kuat tapi yang saya harapkan dan terpilih nantinya adalah orang yang betul-betul kader yang loyal bukan sekedar mengantongi KTA, seperti pak Makmur dan Rudi Mas’ud beliau beliau ini kan kader,”ujar Tyo kepada indcyber.com.
Tyo sangat menginginkan kader partai yang muda menjadi Ketua DPD Golkar Kaltim nanti sehingga sesuai dengan semangat Golongan Karya yang diusung yaitu regenerasi dan rekonsiliasi.
Perlu diketahui meski terhitung kader baru, peluang Rudi Mas’ud memimpin Golkar Kaltim justru terbuka lebar. Hal ini setidaknya terlihat dari bahasa tubuh dan pernyataan yang disampaikan Wasekjen DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan, M Arief Pahlevi Pangerang.
Pahlevi mengatakan bahwa DPP menginstruksikan sebelum 5 Maret, seluruh provinsi se-Indonesia sudah harus melaksanakan musda. Dalam pelaksanaannya nanti, Pahlevi berharap musda yang digelar berakhir aklamasi dalam menentukan satu nama ketua partai di tingkat provinsi.
Alasannya, Partai Golkar sudah banyak menghabiskan energi untuk hal-hal di luar substansi. Karena itu, dengan terpilihnya ketua melalui aklamasi, tentu akan memperkecil peluang partai ini kembali terpecah.
Karena itu, semangat yang diusung Golkar kali ini adalah regenerasi dan rekonsiliasi. Jika melihat dari bahasa tersebut, nama Rudi Mas’ud tentu yang paling mengerucut. Hal ini pun tidak dibantah oleh Pahlevi. Kata dia, Rudi Mas’ud bisa mewakili rekonsiliasi dan regenerasi yang dimaksud.
Meski begitu, dia tak memungkiri jika dinamisasi yang terjadi selama Musda nanti tetap tinggi. Dia juga tak mempermasalahkan adanya persyaratan persyaratan kandidat yang sudah diusung tim Stering Comitte (SC) atau panitia pengarah.
Bagi DPP, kata Pahlevi, peran Kaltim sebagai lumbung suara Partai Golkar begitu penting. Apalagi, Kaltim akan menjadi ibu kota negara (IKN).
“Golkar di Kaltim sangat seksi. Makanya kami harus kawal,” terangnya.
Target Golkar untuk bisa mengusung sendiri calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024 mendatang harus dipersiapkan dari sekarang. Syaratnya, kader dan pengurus harus solid.
“Sehingga sangat penting berakhir aklamasi. Agar semangat rekonsiliasi dan kembali merangkul semua potensi kader bisa dilaksanakan demi ambisi politik 2024 mendatang,” tandasnya.
Menurutnya, musda Golkar Kaltim memang harus mengusung semangat rekonsiliasi. Agar tujuan dan ambisi partai bisa mudah diraih. Menurutnya, hanya dengan rekonsiliasi, Golkar Kaltim bisa merangkul semua aspek. Mulai dari kalangan anak muda, parah sepuh hingga kelompok-kelompok lainnya yang selama ini menjadi kekuatan Golkar di Kaltim.
“Kami tidak ingin perpecahan. Karena itu semangat kekeluargaan dengan mempersatukan semua unsure kader di Kaltim sangat penting diusung pada musda kali ini,” pesan pengurus pusat Partai Golkar tersebut.
Musda Golkar Kaltim lima tahun lalu menjadi pengalaman betapa buruknya musyawarah yang tidak berakhir mufakat. Akibatnya, Golkar Kaltim pun kehilangan kader potensial imbas dari perseteruan tersebut. Seperti diketahui pada 2016 lalu Rita Widyasari dan Said Amin berebut untuk mendapatkan kursi “Golkar Kaltim 1”. Kemenangan Rita harus dibayar keluarnya Said Amin dari partai peraih suara terbanyak kedua pada pemilu 2014 dan 2019 tersebut.
Sementara itu perlu diketahui, pada Musda nanti ada 16 pemegang hak suara. Rinciannya, 1 suara DPP Partai Golkar, 1 suara DPD I Golkar Kaltim, 10 suara masing-masing DPD II kabupaten/kota, 1 suara organisasi pendiri secara kolektif (Kosgoro 1957, MKGR dan Soksi), 1 suara oragnisasi yang didirikan secara kolektif (Al Hidayah, AMPI, Satkar Ulama dan MDI), 1 suara Dewan Pertimbangan (Wantim), serta 1 suara sayap partai secara kolektif dalam hal ini AMPG dan KPPG.
Penulis: Slamet Pujiono
Editor:Hedriyani
Sumber:indcyber.com