Haruskah menunggu korban jiwa,

Indcyber.com, Tabang – Lagi-lagi Jembatan yang dibangun belasan tahun lalu konon katanya nyaris menelan korban. Pasalnya, beberapa sisi jembatan sudah keropos, dan lantai yang terbangun dari papan kayu ulin kini sudah banyak yang berjatuhan dan menimbulkan tantangan bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.

Menurut informasi, tak jarang Warga terperosok di sela-sela papan yang sudah terlepas dari balok gelegarnya tidak cuma itu saja, kawat sling sebagai pengamanan pun turut putus, di khawatirkan  akan terjadi kecelakaan yang menelan korban jiwa, karena di lihat dari kondisi bangunan jembatan tersebut sudah sangat miris sekali. Hal ini di sampaikan oleh salah satu warga yang tengah melintas jembatan tersebut.

” Kami sangat khawatir dengan kondisi ini, jika bisa kami bangun dengan swadaya kami kemungkinan besar jembatan tidak seperti ini, cuma yang kami harapkan uluran tangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bisa membantu serta memilih yang mana yang harus di prioritaskan, takutnya nanti akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kalau sampai ada korban jiwa siapa yang bertanggungjawab?” jelasnya.

Senada yang di sampaikan oleh salah satu status akun Facebook Bayau Putra Dayak baru-baru ini ” kondisi jembatan gantung desa sidomulyo yg menghubungkan ke desa bilatalang sudah mulai parah dan membahayakan masyarakat yang melintas di jembatan yg mulai seperti ini kami dari masyarakat tabang mohon segera dari pemerintah untuk memperbaiki jembatan yg sudah rusak begini dan tidak aman bagi masyarakat takut kedepan ada korban dengan kondisi jembatan gantung kecamatan tabang harapan kami segera di perbaiki oleh pemerintah kalimantan timur kutai kartanegara” jelasnya

Jika dilihat dari segi positifnya jembatan tersebut sangat berguna dan sangat membantu dalam hal perekonomiannya Masyarakat sekitar, termasuk satu-satunya akses jalan anak sekolah yang sudah menginjak SLTP dan SLTA, khususnya dari Desa Umaq Tukung, Desa Tabang Lama, Desa Baru, Desa Sidomulyo, dan Lima Desa dari Sungai Lunuk.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *