INDCYBER.COM,SAMARINDA – Masalah banjir di Samarinda belum juga kunjung usai. Hujan deras yang melanda kota Samarinda beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di sejumlah titik rawan banjir.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, berencana untuk membeli mesin penyedot sampah yang akan digunakan untuk mengatasi masalah banjir di Kaltim, khususnya di kota Samarinda yang saat ini menghantui masyarakat. Tak tanggung-tanggung, mesin penyedot sampah itu akan didatangkan langsung dari negara kincir angin, Belanda.
“Saya sudah perintahkan PU untuk ditindak lanjuti, membeli alat penyedot sampah(intercepptor 001) yang diproduksi pemuda dari Belanda, yang dia berjanji akan membersihkan sungai di seluruh dunia,” ujar Hadi saat ditemui di kantor Gubernur, Rabu (15/1/2020).
Mesin yang dimaksud adalah robot penyedot sampah ‘Interceptor 001’, produk perusahaan Belanda yang dipimpim Boyan Slat bernama Ocean Cleanup.
Robot bertenaga surya tersebut pertama kali diuji coba di sungai Cengkareng, Jakarta pada Mei 2019 silam dan berhasil mengurangi sampah yang ada di sungai.
Tentu inilah yang menjadi acuan Wagub Hadi yang tertarik terhadap mesin itu. Dirinya juga sebut tahun 2020 ini sudah minta untuk dibeli sebanyak dua unit sebagai percobaan.
“Itu untuk membersihkan sampah dipermukaan sungai, harganya tidak mahal, uji coba di Jakarta sudah terlihat efektif kan, kenapa tidak kita manfaatkan kalau harganya murah. Ya tahun ini saya sudah minta beli, minimal dua unit dulu lah untuk dilihat,” bebernya.
Orang nomor dua di Kaltim itu juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan. Tak bisa dipungkiri, masalah sampah plastik menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Samarinda. Sampah plastik ini menjadi ancaman bagi lingkungan, bahkan dari data yang dihimpun, sampah plastik banyak berasal dari sungai-sungai di Asia, termasuk Indonesia.
“Makanya kita harus banyak berdo’a, bekerja keras, hal-hal kecil juga harus kita lakukan, mengurangi sampah, termasuk sampah plastik, memperbaiki lingkungan, sedimentasi di keruk, semua itu dilakukan,” tuturnya. (Sp)