Indcyber.com, SANGATTA – Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu dilakukan secara sinergi oleh semua pihak. Namun demikian pemerintah perlu pula meningkatkan keahlian masyarakat dalam melakukan antisipasi karhutla. Maka dari itu, Pemkab Kutim menggelar pelatihan pencegahan dan penanggulangan yang melibatkan puluhan peserta dari Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai peserta.
Pelatihan yang diprakarsai BPBD Kutim ini terlaksana bekerjasama dengan UPTD KPHP Kelinjau. Pelatihan yang dibuka oleh Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang berlangsung di Aula Serbaguna, Hotel Mesfa Mulia Sangatta, Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat Kutim siap siaga ketika terjadi Karhutla.
Kasmidi Bulang pada kesempatan ini menerangkan bahwa Karhutla berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pasalnya asap yang menyebar dari karhutla dapat menyebabkan berbagai penyakit. Seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan membuat jarak pandang semakin berkurang dikarenakan timbulnya kabut asap.
“Dampak kebakaran hutan lainnya adalah melumpuhkan perekonomian nasional dan perekonomian dunia secara luas karena adanya kabut asap. Sehingga berbagai upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan harus ditingkatkan, juga sangat perlu perhatian yang besar,” ucap Kasmidi.
Selanjutnya, dengan sumber daya yang ada pada masyarakat, Kasmidi meminta instansi terkait dan unit-unit manajemen, perlu meningkatkan kemampuan secara profesionalis. Terutama dalam tanggap dan sigap menghapi Karhutla secara terpadu dan menyeluruh. Berdasarkan data BMKG, sambungnya, puncak kemarau di Kutim jatuh pada Agustus. Hal itu berarti kemungkinan Karhutla pasti akan banyak terjadi. Untuk itu, perlu ada upaya maupun langkah yang konkret dalam mewaspadai kemungkinan terjadinya Karhutla.
“Jangan sampai situasi sudah terbakar baru kita sibuk menanganinya. Lakukan langkah-langkah preventif agar kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi. Karena bila sudah terjadi Karhutla, maka imbasnya cukup besar dirasakan oleh masyarakat kita bahkan seluruh dunia,” tegas Kasmidi.
Terakhir, Kasmidi berharap kepada peserta atau MPA bisa menyerap pembelajaran teknis yang diberikan maupun tentang materi kebakaran hutan yang dipaparkan. Sebab, kemampuan teknis menangani karhutla sangat diperlukan dalam menghadapi kemarau dan situasi tertentu dimasa yang akan datang.
Pelatihan ini berlangsung selama 3 hari, mulai 27-29 Juli 2020. Peserta MPA berasal dari Kecamatan Kongbeng, desa Miau Baru dan kecamatan Muara Wahau, desa Benhes serta desa Nehas Liah Bing. Pembukaan pelatihan tersebut dihadiri Kepala UPTD KPHP Kelinjau Shahar Al Haqq, Kapolres Kutim AKBP Indras Budi Purnomo, Dandim 0909 Sangatta Letkol Czi Pabate, Ketua BPBD Syafruddin Syam, Kepala Disperindag Zaini, unsur Muspika dan tamu undangan lainnya. (AM)