“UBANG ULUI” KADES TUKUNG RITAN KECEWA TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN 100 KM YANG DIDUGA KURANG MEMPERHATIKAN MASYARAKAT PETANI

 

WWW.INDCYBER.COM. TABANG-KUKAR. Pertemuan antara Masyarakat Desa Tukung Ritan dengan pihak Konsultan AMDAL PT. Fajar Sakti Prima yaitu PT. Widya Cipta BuanaTerkait Kajian Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan, Rencana Kegiatan peningkatan kapasitas Produksi Batu BaraBara oleh PT. Fajar Sakti Prima. 10/5/24

Disana warga disuruh mengisi form kuesioner yang telah disiapkan oleh konsultan, guna untuk mendata masyarakat yang terindikasi terkena dampak dari aktivitas perusahaan.

 

Didalam pertemuan tersebut, kepala desa Ubang Ului sempat mengatakan bahwa adanya beberapa warga yang mengalami penyakit Ispah. Menurutnya, (Ubang Ului-Red) Walaupun belum bisa dipastikan penyebab utamanya adalah faktor dari aktivitas perusahaan, Karena ada tenaga ahli untuk mengidentifikasi adanya dugaan penyakit tersebut adalah salah satu faktor aktivitas perusahaan. ” Kami tidak bisa memastikan bahwa penyebab Ispah berasal dari aktivitas perusahaan pertambangan yang ada, karena yang bisa memberi data dan keterangan adalah pihak yang terkait dibidangnya. Dan menurut dugaan kami bahwa penyebab utama dari penyakit tersebut dimungkinkan salah satunya adalah akibat adanya aktivitas perusahaan” Terangnya. Lebih lanjut “Paling tidak perusahaan bisa meminimalisirkan keadaan. Ini menyangkut kesehatan manusia, kalau hanya sekedar disiram saja itu belum cukup, kalau bisa di aspal atau di semenisasi kira-kira beberapa kilometer dari pemukiman penduduk, untuk mengurangi polusi udara. Kalau kita mau mengkaji tentang sistem holistik, mari kita kaji secara bersama-sama Karena konteks keseluruhan yang meliputi berbagai aspek yang saling terkait, Ini termasuk hubungan antara bagian-bagian yang membentuk bagaimana entitas itu berinteraksi dengan lingkungannya, serta dampaknya secara lebih luas terhadap sistem atau lingkungan di sekitarnya. Dan perlu kita pelajari dan pahami, bahwa melihat lingkungan sebagai kesatuan holistik membantu dalam memahami dampak dari kegiatan manusia terhadap ekosistem. Pendekatan holistik dalam keberlanjutan menggabungkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam upaya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan lingkungan hidup” Lanjutnya.

Menanggapi keterangan Ubang Ului, Tim Konsultan dan Perwakilan pihak perusahaan PT. Fajar Sakti Prima langsung mendatangi Puskas Ritan Baru guna untuk meminta data warga yang terkena penyakit Ispah. Sangat disayangkan, pihak pegawai puskas Ritan Baru tidak bisa memberikan data tersebut dengan alasan yang bertugas khusus dibidangnya sedang tidak berada di tempat. Karena secara kebetulan hari cuti bersama alias Hari Kenaikan Isa Al-Masih. Hal ini di jelaskan oleh “Juan” Staf Puskesmas (Kesling) kepada media ini. ” Berhubung hari ini tanggal 10 Mei 2024, hari libur bersama, jadi tidak ada petugas di puskesmas, dan kemudian dari pihak perusahaan tidak ada konfirmasi sebelumnya, atau terlebih dahulu kepada pihak puskesmas untuk tujuan permintaan data, kemudian mengingat saya sebagai staf, saya tidak mempunyai hak untuk memberikan data-data terkait puskesmas, apapun itu yang berhubungan dengan puskesmas, karena tidak seijin dengan pimpinan. Jadi mohon maaf untuk data-data yang di minta, karena belum koordinasi terlebih dahulu dari pihak perusahaan kepada puskesmas, untuk itu makanya pihak puskesmas belum bisa memberikan data-data tersenyum ” Jelas Juan.

Setelah itu, semuanya pihak menuju ke lokasi dimana objek aktivitas perusahaan yang diduga telah mencemari udara. Disana kembali Ubang Ului menjelaskan beberapa hal terkait dampak dari aktivitas dan pembangunan jalan 100 KM tersebut.” Dengan keberadaan perusahaan ini, kita harapkan bahwa perusahaan bisa untung, masyarakat mendapatkan manfaat. Dengan keberadaan jalan 100 KM ini, yang menghubungkan tiga kabupaten ini betul-betul kita terbantukan disisi transportasi masyarakat, dengan adanya pembangunan jembatan ini. Tapi yang dilupakan pihak ketiga selama ini adalah pembangunan jalan berupa jalan houling mereka. Hingga jalan holing ini berdampak pada sisi-sisi kehidupan masyarakat khususnya masyarakat yang ada Tukung Ritan. Mulai dari dampak kesehatannya, polusi debu, terganggunya pendengaran, mulai terganggunya aktivitas masyarakat, baik menuju ke kadang, ke kebun dan lain sebagainya. Ini yang dirasakan sekarang. Jadi kita berharap supaya perusahaan memperhatikan masyarakat, jangan semata-mata mengejar keuntungan melulu, tapi juga harus memperhatikan kepentingan dampak sosial yang timbul akibat pembuatan jalan 100 kilometer ini. Kira-kira seperti itu.” Selanjutnya, kembali dia (Ubang Ului-red) menjelaskan terkait adanya peningkatan level warganya yang terdeteksi mengalami gangguan pernapasan (Ispah) ” Baru saja kita konfirmasi ini kepada puskesmas bahwa mulai kita ambil data mundur terhitung mulai dari bulan Pebruari sampai dengan April. Ternyata dibulan Pebruari, yang terdampak dengan penyakit Ispah ini hanya berkisar dua orang. Tetapi di penghujung bulan April kita sudah menyentuh di level sembilan. Hal ini kan kita tidak bisa menyatakan bahwa ini benar-benar dampak dari jalan 100 kilo ini, tapi banyak faktor yang menyebabkan Ispah itu seperti apa. Tetapi untuk lebih jelasnya kita tanyakan kepada pihak terkait, khususnya dokter, pihak pusban untuk memberikan statemen, apakah ini benar-benar datangnya daripada akibat pembangunan jalan 100 kilometer ini. Itu yang pertama. Dan yang kedua, yang dirasakan oleh masyarakat petani, Masyarakat petani dulunya bisa berjalan kaki tanpa harus mutar jauh. Mereka harus sekarang ini, kalau ke kebun, ke ladang, mereka harus mutar jauh. Bisa 1, 2 sampai 3 kilometerkilometer baru bisa tembus ke ladangnya. Karena dengan adanya pembuatan tanggul, sehingga ini adalah mengganggu kegiatan petani. Nah, kenapa kami, atau tidak terganganggu, karena ini tidak boleh dilewati oleh petani kami, tidak boleh dilewati pekebun kami. Walaupun lewat ini hanya kucing-kucingan saja, harus berkucing-kucingan security, dengan satpam yang menjaga pos objektifnas ini” Terang Ubang Ului.

 

Diwaktu yang sama, Ketua adat Tukung Ritan ” Kahang Ului ” juga menjelaskan hal yang sama, mengenai dampak positif dan dampak negatif atas pembangunan jalan 100 kilometer tersebut. ” Benar sekali, dampak lingkungan, masalah debu, masalah kebisingan, dampak ini ada debu, ada mata, ada telinga. Mata melihat, telinga mendengar, terus debunya. Masyarakat seperti apa yang disampaikan oleh kepala desa tadi, bahwa data yang terkena Ispah, sudah dijelaskan, tak perlu di ulang kembali, bahwa ini benar-benar terjadi di Desa Tukung Ritan secara khusus. Kalau kita bicara tentang dampak ya, sudah dijelaskan. Secara Adat, dari dulu, Dayak Kenyah ini kalau berburu, dapat babibabi lewat orang banyak, siapa saja yang melihat akan dibagi, akan diberikan, itu adat. Sekarang, yang dibawa itu bukan batu bara, tapi uang. Kami lihat, kok kami yang punya wilayah nggak sedikitpun. Begini lo, bantuan perusahaan karena ada benar-benar terkena dampak dari kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Walaupun memang ada, dampak positif dan negatifnya, tapi lebih banyak yang kami rasakan dampak negatifnya. Tentang kesehatan, tentang kebisingan, tentang terganggu warga yang ke ladang hanya tempuh waktu satu menit, menjadi enam sampai sepuluh menit, baru bisa sampai ke ladang. Dampak positifnya, semua Anak-anak muda yang mempunyai keterampilan di terima kerja.Kalalu pembangunan jalan, kalau mau menyebrang, karena rata-rata masyarakat berkebun, berladang di seberang tidak lagi membayar fery Lima Ribu Rupiah persekali nyebrang, itu saja” Jelas Hahang Ului, sedikit ketus.

Lain hal yang di terangkan oleh Angga Tim Konsultan dari PT. Widya Cipta Buana. “Tujuan kita disini untuk mengambil data-data sesuai yang di butuhkan saja. Seperti data tentang keluhan masyarakat, sosial masyarakat, dan kesehatan masyarakat, kurang lebih seperti itu.” Jelas Angga. Lebih lanjut, Angga-red menjelaskan adanya peningkatan kapasitas produksi batu bara di PT. Fajar Sakti Prima. ” Untuk kegiatan tersebut, hanya akan penambahan kapasitas batu bara” Imbuhnya. *mrg//indcyber-red

 

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *