Indcyber.com, SENDAWAR – Bupati Kutai Barat (Kubar) FX. Yapan SH di dampingi Wabup H. Edyanto Arkan SE, meresmikan 7 buah pasar tradisional dan 3 buah selter secara serentak pada Kamis (14/2/2019) berpusat di pasar Olah Bebaya, kampung Melak Ulu, kecamatan Melak, Kubar.
Dalam sambutannya bupati FX. Yapan menyampaikan bahwa besarnya arti dari pasar tradisional ini bagi masyarkat luas, sebagai tempat melakukan transaksi jual beli yang mampu menciptakan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
“ Semoga keberadaan fasilitas publik ini sungguh dapat berfungsi untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan bagi seluruh elemen masyarakat kecamatan Melak dan sekitarnya,” kata FX. Yapan.
Dikatakan FX. Yapan, fungsi dan peran pasar tradisioanal di Kubar secara khusus dan Indonesia secara umum memiliki peran strategis dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian daerah.
Hal ini dapat dilihat dari konstribusinya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menyerap tenaga kerja.
“ Saya berharap dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasar dapat membuka peluang bagi para distributor lainnya,” ungkap FX. Yapan.
Ia berharap di tempat tersebut tidak terjadi monopoli pasar, dimana pemasok kebutuhan masyarakat hanya dikuasai oleh sekelompok orang, sehingga produsen lainnya tidak bisa masuk memasarkan hasil produksinya.
“ Pada 2018 lalu pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sejumlah 6 miliar lebih diperuntukkan untuk membangun pasar tradisional ini,” kata FX. Yapan.
Lanjutnya, dari anggaran tersebut terbangunlah sejumlah 7 pasar tradisional dan 3 buah selter yang diresmikan di pasar Olah Bebaya Melak ini.
Sementara itu Kadisdagkop, Solomon Sartono menyampaikan hasil pembangunan 7 pasar tradisional dan 3 setler yang diresmikan.
Yang pertama pasar Olah Bebaya, kelurahan Melak, pasar Damai Kota, kecamatan Damai, pasar kampung Empas, kecamatan Barong Tongkok, pasar kampung Dilang Puti, kecamatan Bentian Besar, pasar kampung Tanjung Laong, kecamatan Muara Pahu, pasar kampung Umbau Asa, kecamatan Barong Tongkok, pasar Muara Mujan, kecamatan Tering.
“ Sumber dana pembangunan ini dari Dana Alokasi Khusus (DAK), dan sebagian dari APBD,” kata Solomon Sartono.
Dikatakan Solomon Sartono, sedangkan pembangunan satu biji setler dikelurahan Melak Ilir, kecamatan Melak , sumber dananya dari DID (Dana Insentip Daerah). Ada juga pembangunan setler mini berjumlah 10 unit dikecamatan Melak juga dan di hibahkan kepada UMKM, dan sumber dananya dari DID juga. Dan pembangunan setler ketiga di kecamatan Barong Tongkok, dengan sumber dananya sama dari DID.
“ Tata cara pengelolaan pasar dan setler ini, Disdagkop bekerja sama dengan pihak kecamatan dan kampung,” ujar Solomon Sartono.
Ia mengatakan, dengan dibangunnya Setler ini kiranya dapat menjadi roda penggerak perekonomian khususnya Kubar, sehingga pendapatan pelaku UMKM juga meningkat dan berimbas pada kesejahteraan masyarakat. (arf)