INDCYBER.COM, SAMARINDA-Peribahasa besar pasak daripada tiang, layaknya mampu menggambarkan kondisi harga tandan buah segar (TBS) sawit sejak dua tahun lalu sehingga berdampak pada lemahnya motivasi petani dalam memelihara kebun sawit secara intensif.
Namun, meroketnya harga TBS pada periode I Januari 2020 ini menjadi kabar baik yang diterima petani di beberapa provinsi sentra di Indonesia.
Harga TBS di Kabupaten Kutai Timur yang menyentuh level Rp2.000an/kg mencetak rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Sementara itu anggota Komisi II FORD Kalimantan Timur dari fraksi PDI-Perjuangan dapil Berau, Kutim,Bontang menyatakan sangat gembira dengan kembali meroketnya harga TBS diawal tahun 2020 ini.
“Dengan membaiknya harga TBS sawit sekarang para petani sawit kini menjadi bersemangat kembali untuk menanam kelapa sawit, ini menandakan jika Pemerintah sangat komitmen untuk menyejahterakan petani sawit.Sehingga
dengan begitu para pengusaha sawit akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan secara otomatis akan menyejahterakan masyarakat sekitar perkebunan sawit tersebut,”ujar Safuad diruang kerjanya.
Masih menurut Safuad hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Kaltim dengan banyaknya pabrik CPO karena satu pabrik bisa menyerap ribuan karyawan.
“Selain bisnis sawit kembali bangkit tentunya secara otomatis akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kalimantan Timur karena selain kebun sawit juga terdapat puluhan pabrik CPO, contoh di Kutim saja ada kurang lebih 80 pabrik CPO na satu pabrik bisa menyerap ribuan karyawan dengan begitu efek peningkatan perekonomian masyarakat sekitar sangat luar biasa,”bebernya.
Ia juga mengatakan jika bisnis perkebunan sawit ini adalah investasi selamanya bukan hanya sekedar 10 sampai 15 tahun.Di akhir perbincangannya Safuad mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Timur terutama petani sawit untuk lebih giat kembali dalam bertanam sawit.(adv/sp)