Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur saat menyeberangi sungai dengan menggunakan feri yang menghubungkan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau.
INDCYBER.COM,SAMARINDA-Isran Noor meminta Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melanjutkan pembangunan Jembatan Sei Rantau Nibung saat meninjau langsung lokasi Penyebrangan GM Desa Sempayau, Kecamatan Kaubun tahun lalu tepatnya akhir tahun tanggal 28 Desember 2020.
Isran Noor mengatakan, Pembangunan ini juga bagian dari melancarkan arus transportasi antara Kaubun dengan Pelawan dan Tepian Terap serta Kecamatan Biduk-biduk Kabupaten Berau. Jadi harus dilanjutkan agar perekonomian bisa stabil.
“Tolong Pak Kadis PU, Jembatan Sei Rantau Nibung ini dilanjutkan,” ucap Isran saat di lokasi kala itu.
Disisi lain, pembangunan Jembatan ini juga salah satu cara agar penyebrangan Feri GM ini tidak lagi memakan korban jiwa.
“Mengingat sudah sering terjadi kecelakaan Feri tenggelam di tempat ini,” ucapnya.
Selain itu,terhubungnya transportasi ini dapat juga digunakan untuk pengangkutan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan, serta pengembangan sektor kepariwisataan.
Melihat progres pengerjaan Jembatan penghubung kedua Kabupaten diujung Timur dan Utara Kaltim ini lambat dalam penyelesainya maka anggota DPRD Kaltim dapil Kutim,Berau,Bontang Ir Sutomo Jabir,ST,.MT ini angkat bicara.
Sutomo Jabir minta kepada Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas PUPR Kaltim untuk memprioritaskan pembangunan Jembatan Sei Rantau Nibung yang terletak di Kecamatan Kaubun tersebut.
“Saya selaku anggota DPRD Kaltim sangat berharap agar Pemprov Kaltim prioritaskan pembangunan jembatan Sei Rantau Nibung.Jembatan Sei Rantau Nibung sendiri terletak di Kecamatan Kaubun tepatnya penyebrangan menuju talisayan,”ujar anggota Komisi II ini.
Lanjut Ketua DPC PKB Kabupaten Berau jika selama ini jalur itu ramai dilewati kendaraan dari Berau ke Kutim lewat Kaubun,karena selama ini satu satunya hanya menggunakan kapal fery penyebrangan bahkan sudah pernah terjadi kecelakaan fery terbalik hingga menimbulkan korban jiwa.
“Jalur itu saat ini menjadi jalur utama kendaraan dari Talisayan,Biduk- Biduk dan sekitarnya menuju Kutai Timur dan Samarinda, terutama angkutan ikan di pesisir Berua ke Kutim dan Samarinda begitu pun para wisatawan yang mau menuju Biduk-Biduk.”urainya.
Perlu diketahui jika Jembatan ini sudah dikerjakan sejak tahun 2014.Dengan total pembiayaan yang direncanakan sebesar Rp 230 miliar. Realisasi pekerjaan 2014-2016 meliputi kegiatan penyediaan pemancangan dengan total dana terserap Rp 53,8 miliar.
Bentang jembatan ini sepanjang 150 meter, bentang jalan pendekat sisi kiri dan kanan sepanjang 123 meter dan clearance jembatan 13,75 meter.
“Kalau jembatan ini selesai dan bisa dilalui jarak ke Talisayan dan sebaliknya kira-kira akan hemat sekira satu jam, serta pastinya lebih aman dan murah,”pungkas Sutomo Jabir.
Selama ini penyeberangan dilakukan dengan feri. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menyeberang lumayan mahal. Untuk satu unit minibus dengan harga standar tarifnya berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per unit.
Penulis:Slamet Pujiono
Editor:Bayu