Indcyber.com Kukar,- Tenggarong, kejadian na’as menimpa 3 orang rekan Ormas dan LSM yakni Jemmy Gons Ketua Koti-LMAKB Kukar (Komando Inti-Laskar Mandau Adat Kalimantan Bersatu Kutai Kartanegara), Eka Dicky S Mantik Ketua-LPK Kukar (Lembaga Pemberantas Korupsi – Kutai Kartanegara), Dahlan Anggota-LPK Kukar, ketiganya di keroyok dan di pukuli oleh segerombolan warga yang di duga ikut berkumpul dan berkomplot dengan para pekerja pengetap di terminal, berjumlah kurang lebih 40-an orang. Pada Minggu, 10/06/18 perkiraan waktu kejadian berlangsung selama setengah jam, sekitar pukul 11;50-12:30 wita. Lokasi pengeroyokan tepat di Terminal Penumpang Kota Tenggarong Jl. Belida, sebelah Pom Bensin SPBU Belida.
Indikasi terjadinya tindakan pengeroyokan, pada saat ketiganya sedang melakukan investigasi terkait dugaan pengetapan BBM illegal jenis solar yang di supply menggunakan Dump Truck tangki modifikasi dari SPBU Belida menuju tempat penumpukan sementara di Terminal Penumpang Jl. Belida Kota Tenggarong.
Di duga kerjasama antara SPBU Belida dengan pemilik DT (dump truck) yang sering melakukan pengetapan BBM (bahan bakar minyak) jenis solar sudah berlangsung lama, adapun pemilik DT terindikasi seorang oknum anggota polisi yang masih aktif di Polres Kukar berinisial (E).
Bahkan indikasi pemukulan pertama terhadap salah satu di antara ketiga rekan Ormas dan LSM di lapangan, di mulai oleh oknum aparat tersebut, menyusul beberapa kawan – kawannya yang berkisar kurang lebih 40 orang yang terlibat pengeroyokan dan penganiayaan demikian merunut keterangan korban.
Awal mula kejadian pada saat Eka Dicky turun dari mobil Ayla yang di tumpangi oleh ketiganya dan melakukan dokumentasi pemotretan terhadap aktivitas pengetapan tersebut, tidak berselang lama muncul segerombolan orang dan salah satunya di duga oknum anggota polisi berpakaian preman yang menyuruh ketiganya agar menghentikan kegiatan peliputan dokumentasi tersebut.
Dengan bahasa yang arrogan seorang oknum tersebut berkata “saya anggota polisi, saya asli putra daerah Kutai, jangan coba-coba mengusik kepentingan bisnis saya disini, jika kalian memaksa, siapapun kalian akan saya bunuh” demikian sesuai keterangan ketiga korban.
Pada saat Sdr. Eka Dicky terlibat argumentasi dengan oknum tersebut, Sdr. Jemmy Gons turun dan membantu mengarahkan mobil untuk di parkirkan oleh driver Sdr. Dahlan, tidak puas dengan argumentasi seorang Oknum Aparat tersebut mendekati Jemmy Gons dan melayangkan bogem mentah tepat ke wajah Jemmy, seketika darah bercucuran dari wajah Jemmy kemudian yang lain ikut melakukan pengeroyokan, pemukulan penganiayaan terhadap keduanya.
“Pada saat saya di hampiri dan di bogem oleh si (E) yang di duga kuat adalah seorang Oknum Aparat Penegak Hukum, saya belum sempat mengelak seketika yang lainya datang ada yang menginjak bagian belakang lutut saya hingga saya jatuh tersungkur, pada saat saya jatuh yang lainya menginjak jari tangan saya dengan alas sepatu hingga jari saya melepuh biru-biru memar, sambil menunjukkan bagian jarinya yang melepuh(red) mungkin maksudnya, agar saya tidak dapat berdiri dan melakukan perlawanan, tidak tanggung-tanggung para pengeroyok ada yang membawa sajam jenis pisau badik, besi buta dan besi jenis kunci roda yang di hantamkan tepat ke bahu kiri saya pada saat saya dalam keadaan masih tersungkur” demikian kisah Jemmy Gons.
Sementara menurut keterangan Sdr. Dahlan “saya pun ikut di tarik dan diseret keluar dari mobil kemudian di keroyok rame-rame, yang paling saya ingat salah satunya melayangkan tendangan tepat kearah dada sebelah kanan saya,” demikian keterangan Dahlan pada saat tim awak media menyambangi ketiganya yang sedang melakukan visum di RSU. AM. Parikesit Tenggarong Seberang.
Sementara hasil visum Sdr. Dahlan mengalami keretakan tulang rahang dan penyesakan di bagian dada, adapun Jemmy Gons masih di rawat inap di RSU karena mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala dan mulut yang terus mengeluarkan darah. Sementara itu Eka Dicky sedang menjalani proses untuk di mintai keterangan laporan BAP oleh Anggota Polisi yang bertugas di ruang SKT Polres Kutai Kartanegara.
Pada saat tim awak media menyambangai SPBU Belida, tidak satupun petugas SPBU berani mengeluarkan Statement terkait indikasi pengetapan dan pemukulan serta tindakan pengeroyokan di sebelah lokasi SPBU tepatnya di Terminal yang di duga di gunakan sebagai tempat penumpukan sementara BBM hasil pengetapan.
Sementara itu pada saat tim awak media menuju ke terminal tempat kejadian pengeroyokan dan melihat segerombolan orang berkumpul, di dapati salah satu Oknum Petugas Dinas Perhubungan Kukar yang masih mengenakan seragam Dishub Kukar, untuk di mintai keterangan saat di Tanya “Apakah anda melihat dan menyaksikan jelas apa yang terjadi barusan disini,” di jawab “Oh tidak-tidak, saya barusan lepas dinas” kemudian bergegas menghindari pertanyaan rekan wartawan kami, terkesan takut memberi keterangan.
Di lain tempat pada saat tim awak media sedang melakukan wawancara terhadap korban yang sedang menjalani visum di RSU Parikesit, salah satu awak media mencoba menghubungi Pak Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Anwar Haidar via WA, Pak Kapolres menyatakan “Terima Kasih atas Informasinya dan Siap Akan Menindak Lanjuti Permasalahan, Mencari Tahu Kebenaran tentang Keterlibatan Oknum Anggotanya yang Nakal”.
Serta-merta dengan adanya tindakan keji yang di lakukan oleh Oknum Aparat Penegak Hukum terhadap mitra Ormas, LSM ataupun media yang bertugas di lapangan. Adalah merupakan suatu pengalaman sekaligus pembelajaran untuk pembenahan terhadap Institusi di Kepolisian Republik Indonesia Khususnya di lingkungan Polres Kutai Kartanegara agar kedepanya tidak ada lagi OPH (oknum Penegak Hukum) nakal yang secara langsung berani dan pasang badan melibatkan diri dalam kepentingan bisnis-bisnis illegal yang sifatnya menguntungkan kantong sendiri atau golongan individu tertentu dan merampas hak-hak subsidi yang di peruntukkan oleh pemerintah untuk seluruh rakyat di negeri ini.(mir/mrg–indcyber.com)