Andi Agus Salim, Ketua DPD LAKI Kaltim (berkopiah merah) beserta Pengurus dan Tokoh Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Segiri.
INDCYBER.COM, SAMARINDA – Pembongkaran belasan pemukiman warga di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) batal dilakukan pada Senin (6/7/2020).
Pembongkaran tertunda atau batal dilaksanakan karena akan ada aksi penyampaian pendapat di muka umum dari mahasiswa Kota Samarinda pada hari yang sama.
Terpisah Ketua DPD LAKI Kalimantan Timur H Andi Agus Salim sangat setuju jika pembongkaran permukiman warga di bantaran sungai Karang Mumus di tunda.Karena ia menilai bahwa pembongkaran tersebut masih menyisakan sejumlah kejanggalan.
Bahkan Ketua DPD LAKI Kaltim ini menilai tindakan tegas dari Sekkot Samarinda Sugeng Chaeruddin adalah arogan.
“Kami dari LAKI Kaltim sangat menyesalkan jika pembongkaran permukiman warga bantaran sungai Karang Mumus tersebut tetap dilaksanakan karena kami menilai penuh kejanggalan dengan tindakan Sekkot Samarinda Sugeng dan kami anggap arogan,ujar Andi Agus Salim kepada indcyber.com via WhatsApp, Minggu (5/7/2020).
Dalam dialog dengan Pengurus DPD LAKI Kaltim di rumah salah satu tokohwarga bantaran sungai karang Mumus didapati jika sebenarnya warga tidak pernah menghalangi program Pemerintah Kota Samarinda asal jelas nilai ganti ruginya dan sesuai dengan data yang diberikan oleh Ketua RT setempat.
“Seluruh warga yang bermukim di bantaran sungai karang Mumus khususnya di wilayah Segiri Kecamatan Samarinda Ulu tersebut tidak menghalangi program pemerintah akan tetapi ada kejanggalan masalah pembayaran ganti rugi dan tidak sesuai dengan data yang berhak menerima ganti rugi tersebut.Karena banyak nama warga yang masih simpang siur serta tidak sesuai data yang telah diajukan oleh pak RT setempat,”urainya.
Selain itu pria berkacamata ini juga menyangkan data dari Dinas Perkim Kota Samarinda tidak sesuai dengan data yang telah disampaikan oleh Ketua RT setempat.
“Kami berharap agar pembongkaran tersebut ditunda bukan hanya karena adanya aksi mahasiswa tapi selesaikan dulu pembayaran kepada warga disana,kasian mereka,kasian anak-anaknya karena mereka tinggal disana sudah belasan tahun.Pemkot harus tegas jangan ada permainan dibalik meja yang bisa berakibat fatal dikemudian hari, khususnya untuk Sekkot yang terhormat Sugeng Chaeruddin janganlah bersikap arogan mentang mentang anda Pejabat seharusnya dapat mengambil sikap yang bijak apalagi masih dalam situasi pandemi Covid-19 ini,”pungkasnya.
Penulis: Slamet Pujiono
Editor: Redaksi
Sumber: Indonesia Cyber