Para pimpinan Indosat Ooredoo Hutchison bersama jurnalis senior Najwa Shihab berpose di kawasan Bundaran HI, Jakarta, saat peluncuran fitur SATSPAM IM3 sebagai bagian dari gerakan #NomorModusNoMore untuk melawan penipuan digital, Minggu (10/8/2025).
Indcyber.com, JAKARTA — Ancaman scam dan spam yang kian marak di Indonesia kini mendapat perlawanan dari gerakan nasional yang diprakarsai IM3 melalui fitur terbaru SATSPAM (Satuan Anti Scam dan Spam). Bukan sekadar inovasi teknologi, SATSPAM diluncurkan sebagai simbol “kemerdekaan” masyarakat dari ancaman penipuan digital, bertepatan dengan momen bulan kemerdekaan RI.
Peluncuran ini dikemas dalam Parade SATSPAM di kawasan Car Free Day Thamrin, Jakarta, Minggu (10/8). Jurnalis senior Najwa Shihab memimpin ratusan relawan dan “pasukan kuning” IM3 membagikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya penipuan online.
“Penipuan digital adalah kejahatan modern. SATSPAM bukan hanya fitur, tapi bentuk keberpihakan pada masyarakat agar rasa aman di dunia digital menjadi hak semua orang,” kata Najwa di sela parade.
Data menunjukkan 65% masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggu, dan dalam tiga bulan terakhir kerugiannya mencapai Rp476 miliar. SATSPAM hadir menjawab masalah ini dengan sistem perlindungan otomatis yang bekerja langsung di jaringan IM3, tanpa perlu aplikasi tambahan.
Bilal Kazmi, Director & Chief Commercial Officer IOH, menegaskan, SATSPAM adalah bagian dari strategi AIvolusi5G yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan jaringan 5G untuk keamanan digital yang responsif. “Kemerdekaan digital berarti terbebas dari rasa khawatir. SATSPAM adalah pondasi rasa aman itu,” ujarnya.
Tersedia dalam dua varian, SATSPAM BASIC untuk proteksi standar dan SATSPAM+ untuk perlindungan lanjutan, fitur ini dapat diakses otomatis oleh pelanggan IM3 dengan paket data aktif.
Dengan SATSPAM, IM3 ingin memastikan masyarakat dapat menjawab telepon dan membaca pesan tanpa rasa takut, sambil mendorong kesadaran bahwa keamanan digital adalah tanggung jawab bersama.
Penulis: Fathur | Editor : Awang | Sumber: IOH
