Akmal Malik Kunjungi Kabupaten Berau, Tinjau Lahan Eks Tambang PT. Berau Coal

Indcyber.com, Berau – Akmal Malik Pj Gubernur Kaliamantan Timur lakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Berau. Kunjungan yang sudah dijadwalkan kali ini mengunjungi salah satu perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Berau yaitu  PT. Berau Coal  (BRAU), Selasa (29/10/2024)

Berau Coal adalah perusahaan batubara yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berlokasi sekitar 300 kilometer ke utara dari ibukota Propinsi Kaltim Samarinda. memulai usaha penambangan pada 26 April 1983, setelah memperoleh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Saat ini luas area konsesi Berau Coal mencapai 118.400 hektar.

“Alhamdulillah pagi ini kita melanjutkan aktivitas peduli dengan bekas tambang. Seperti yang sudah kita agendakan di Pemprov Kaltim setiap dua kali sebulan. Kita berkunjung ke teman-teman pemilik IUP. Kita melihat bagaimana ihtiar mereka untuk mentransformasi eks tambangnya ke pertanian,” ucap Akmal Malik

Pj Gubernur Kalimantan Timur Bersama Sufian Agus Pjs Bupati Berau dan Arief Weidhartono Direktur PT. Berau Coal, Saat Lakukan Penanaman Pohon

Pj Gubernur Kaltim mengatakan transformasi eks tambang tidak hanya pertanian, bisa juga kesektor lain seperti wisata, edukasi dan peternakan.

“Berau Coal ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batu bara, tapi juga ternyata sangat peduli dengan pengembangan pertanian. Bahkan mereka sudah mempunyai pabrik kalau sendiri. Untuk itu saya atas nama pribadi dan pemerintah provinsi Kalimantan Timur mengucapkan terimakasih kepada PT. Berau Coal , yang sudah mampu memberikan contoh bahwa tambang itu bukan hanya merusak lingkungan, tetapi bisa mentransformasi ke pertanian dan pertambangan,” tuturnya.

Ia menyebutkan kedepan kita akan melihat, tanaman padi dan kakau benar-benar dari bibit unggul yang akan ditatanam dari Kalimantan Timur. 

“Kita memang ingin menggelorakan 500 ribu lebih lahan yang sudah dikembalikan ke pemerintah, oleh pemilik IUP di Kaltim. Ini yang harus kita pikirkan bagaimana mereka bisa berkontribusi terhadap ketahanan pertanian kita sekarang,” ujarnya bersemangat.

Kunjungan kerja Pj Gubernur Kalimantan Timur sebelumnya ke PT Kitadin (KTD) site Embalut, anak perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), yang berlokasi di Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, telah mengakhiri kegiatan operasi dan produksi tambang batubaranya terhitung sejak 25 Februari 2022 dan memasuki periode pascatambang.

Tidak hanya itu Akmal Malik juga berkunjung ke PT. Kideco Jaya Agung (Kideco). Kideco merupakan salah satu kontraktor pemerintah Republik Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan batubara melalui Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama yang ditandatangani pada tanggal 14 September 1982, dengan nomor perjanjian Kerja sama 12/Ji.DU/40/82.

Berlaku selama 30 tahun dari awal produksi komersial pertama di tahun 1993. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kideco beroperasi di wilayah Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya berada di Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang. Lokasi Kideco berada sekitar 130 km dari kota Balikpapan ke arah selatan.  

“Kemarin kita coba di Kitadin, kita lihat ada sawah kan. Kemudian juga kemarin di Kideco juga mereka membangun. Pertanian perkebunan hortikultura, ini berokah dan lebih leading,” ujarnya

“Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik  mengatakan, ‘Kemarin kita coba di Kitadin, yang berada di wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara, kita lihat ada sawah kan. Kemudian juga kemarin di Kideco, perusahaan tambang di Kabupaten Paser, mereka juga membangun. Pertanian perkebunan hortikultura, seperti tanaman buah dan sayuran, ini berokah dan lebih leading.”

“Tidak lain pengembangan pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Kalimantan Timur,” ujarnya menambahkan.

Oleh karena itu Akmal Malik bangga melihat keberhasilan tersebut, mereka sudah memproduksi sendiri, bukan hanya sekedar menanam tapi juga bisa memasarkan sendiri produk-produknya. Dan dalam kempatan itu pula Akmal Malik sekali lagi berterimakasih kepada perusahaan BRAU. ” Saya harap ini menjadi contoh yang baik bagi pemilik-pemilik IUP pertambangan lain,” selanya berucap.

Arief Wiedhartono direktur Operasional PT. Berau Coal mengatakan, kenapa pihaknya memilih tanaman Kakau yang ditanam, karena Kakau adalah jenis tanaman tropis, jadi kalau di Indonesia bahkan di Berau dari zaman Belanda dua tanaman yang dikembangkan yaitu Coklat dan Karet. 

“Memang hari ini umumnya orang taunya Sawit, jadi sebetulnya dari dulu itu sudah tau Coklat dan Karet yang cocok di sini. Kami sudah pelajari, kemudian kami mencoba di area di tambang, di sekitar, di masyarakat juga, ternyata itu cocok. Berdasarkan dengan Puslit Koka, kemudian kita kembangkan,” ungkapnya.

Arief mengatakan permasalahan awal yang mereka dapati setelah budidaya penanaman itu adalah kepastian dari pemasaran. Mereka masuk untuk membantu petani membeli produk-produk hasil panen dari petani. Dan mereka olah karena produk yang sebelumnya dihasilkan petani itu kualitasnya kurang bisa diterima oleh pasar. 

“Nah, processingnya kita ambil alih karena memang perlu ada teknis yang harus dilakukan. Nah, kami sudah punya pabrik untuk mengolah dan itu sudah diterima oleh market. Dan beberapa juga kita sudah tes untuk ekspor juga diterima,” ucapnya bangga.

Dijelaskan Arief sekarang harga coklat sangat baik karena penghasil coklat itu paling besar sudah di Afrika dan di Indonesia. “Nah, Indonesia ini cenderung turun. Sekarang dengan harga yang baik, kemudian permintaan yang juga masih terus sangat tinggi, menjadi lebih semangatlah. Dan hari ini petani-petani juga sudah sangat antusias untuk masuk ke tanaman coklat ini,” urainya

Dari kerja keras itu menurut Arief Wiedhartono direktur Operasional PT. Berau Coal , sudah pernah mengirim hasil produksinya ke Belanda, Itali dan Jepang. Dengan kualitas yang bisa diterima oleh market.

“Hari ini masalahnya barangnya saja yang habis, makanya kami masuk lebih intensif lagi di kebunnya,” kata Arief

Lebih lanjut Arief menjelaskan, bermula dari lahan bekas tambang, kemudian dicoba ditanami Pisang, hasilnya juga baik. Kemudian ditanami Coklat. ” Jadi Jadi coklat ini memang tanaman yang istilahnya agroforestri, 

sistem pertanian di mana tanaman pohon ditanam bersama dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim.

“Jadi dia tidak bisa single. Jadi ada macam-macam jenis coklat, kemudian ada pelindung, jadi secara ekosistem nantinya juga ini sangat ramah dengan lingkungan,” kata Arief.

Mendengar penjelasan tersebut Akmal.Malik mengusulkan menambahkan polanya kerjasamanya dengan masyarakat, yaitu pola Berau Coal inti plasma.

“Selama ini inti plasma kan cuma untuk sawit. Nah kalau seandainya Berau Coal bisa menerapkan pendekatan inti plasma untuk coklat, ini mungkin sebuah benchmarking pertama di Indonesia.

Benchmarking adalah proses membandingkan suatu hal dengan hal lain untuk menilai atau mengukur performa. Dalam dunia bisnis, benchmarking merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk membandingkan performa perusahaan dengan kompetitornya.(Red)

“Kita punya keunggulan kok di Coklat. Cuma memang sekali lagi tidak mudah mengelola pasca panennya. Justru kendalanya di pasca panen kan? Nah pasca panen. Sehingga butuh sebuah inti yang bisa merekrut plasma-plasma itu,” ujar Akmal meyakinkan.

Lalu Arief menjawab, sebetulnya itu yang sangat kami harapkan, jadi kami dan Puslit,  menyediakan bibit-bibit unggul, kami melatih para petani, kami sudah bikin standar good agriculture praktisnya. Apabila ingin produk hasil pertaniannya diterima pada perdagangan bebas, maka seorang produsen harus mentaati salah satu sistem sertifikasi yang disebut sebagai Good Agricultural Practices atau disingkat GAP.

“Jadi cara menanam coklat yang baik, cara memelihara, kemudian kami dampingi mereka, para petani-petani ini,” ujarnya menutup.

Reporter : Indra  | Editor : Fathur

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *