Kapal Pesut Bentong adalah salah satu kapal terbesar yang ada di wisata susur sungai Mahakam. (Foto: Indra)
Oleh: Indra Susanto
SAMARINDA, INDCYBER.COM – Di bawah langit Kalimantan Timur yang luas, terdapat sebuah kapal wisata yang membawa cerita lebih dari sekadar perjalanan di atas air. Kapal Pesut Bentong, salah satu kapal wisata terbesar di Sungai Mahakam, kini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang dan kekayaan budaya yang mengalir di sepanjang sungai ini. Bukan hanya alat transportasi, kapal ini adalah jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan warisan leluhur, serta tempat bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alam yang mempesona.
Sejarah yang Mengalir di Sungai Mahakam
Sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2016, wisata susur Sungai Mahakam mulai menarik perhatian banyak wisatawan. Pesut Bentong, yang memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan kapal wisata lainnya, segera menjadi favorit banyak pelancong. Nama “Pesut Bentong” sendiri berasal dari bahasa lokal yang berarti “besar”, yang merepresentasikan ukuran dan kemewahan kapal ini.
Bagi masyarakat Samarinda, Pesut Bentong bukan hanya sekadar kapal. Kapal ini adalah simbol dari potensi wisata Sungai Mahakam yang mulai dikenal luas. Haji Ishak, Ketua Perhimpunan Kapal Wisata Mahakam (PKWM), menjelaskan bahwa sejak diperkenalkan, wisata sungai ini langsung disambut antusias. “Orang-orang luar daerah selalu ingin melihat budaya lokal, dan salah satu cara terbaik untuk merasakannya adalah dengan berlayar di Sungai Mahakam,” kata Haji Ishak.
Wisata yang Memadukan Alam dan Budaya
Pesut Bentong menawarkan berbagai paket wisata yang memadukan keindahan alam dan budaya lokal. Wisatawan bisa memilih perjalanan singkat maupun perjalanan jauh yang lebih eksklusif, sesuai dengan waktu dan minat mereka.

1. Susur Sungai Samarinda (2 Jam)
Perjalanan singkat ini membawa wisatawan menyusuri Sungai Mahakam, dimulai dari Dermaga Paser Pagi hingga Jembatan Mahakam dan kembali lagi. Dengan harga tiket sekitar Rp70.000 hingga Rp80.000 per orang, wisatawan bisa menikmati pemandangan indah sungai sambil mendengar cerita sejarah seputar kawasan ini.
2. Wisata ke Kutai Lama dan Pulau Kumala Tenggarong
Paket ini mengajak wisatawan untuk mengeksplorasi lebih jauh, termasuk mengunjungi Kutai Lama dan Pulau Kumala yang terkenal di Tenggarong. Perjalanan charter ini dihargai sekitar Rp7 juta pulang-pergi, dengan kesempatan menikmati atraksi budaya yang kaya di daerah ini.
3. Ekspedisi ke Kota Bangun (3 Hari 2 Malam)
Untuk pengalaman yang lebih mendalam, paket ini memungkinkan wisatawan menjelajahi hulu Sungai Mahakam selama 3 hari 2 malam. Di sinilah, bagi mereka yang beruntung, kesempatan untuk melihat Pesut Mahakam—satwa langka yang menjadi simbol kekayaan alam Kalimantan Timur—bisa terwujud. Tarif charter untuk perjalanan ini mencapai Rp25 juta, belum termasuk biaya makan.
Selain menikmati keindahan alam, wisatawan juga dapat menikmati musik khas Kalimantan Timur, minuman tradisional, dan hidangan lezat yang menggugah selera. “Banyak yang memilih untuk membawa makanan sendiri, atau kami juga menyiapkan hidangan khas Kalimantan untuk menambah pengalaman kuliner mereka,” jelas Haji Ishak.
Antara Musim Sepi dan Masa Panen
Bagi Pesut Bentong, pariwisata sungai memang mengalami pasang surut. Di luar musim liburan, jumlah wisatawan dapat menurun, namun saat Lebaran atau masa libur panjang, kapal ini selalu dipenuhi. “Setelah Lebaran, kami sering kali sudah penuh hingga 15 hari ke depan. Banyak keluarga yang memilih kapal ini untuk acara kumpul keluarga, dan ada juga yang menyewa untuk perjalanan jauh,” cerita Haji Ishak.
Dengan kapasitas 175 orang, Pesut Bentong sering kali penuh saat puncak musim liburan. Namun, meski begitu, masih banyak wisatawan yang harus antre untuk menikmati pesona Sungai Mahakam.
Menjaga Tradisi dan Keberlanjutan
Namun, Pesut Bentong lebih dari sekadar destinasi wisata. Kapal ini juga memiliki peran besar dalam melestarikan budaya dan alam Sungai Mahakam. Setiap perjalanan di atas kapal ini mengingatkan kita pada pentingnya menjaga ekosistem sungai yang terus mengalir. Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang turut mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan sungai dan kelestarian Pesut Mahakam.
“Kami berharap dengan semakin banyaknya orang yang datang, kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga ikut berkembang,” harap Haji Ishak.
Keberadaan Pesut Bentong dan kapal wisata lainnya di Sungai Mahakam bukan hanya tentang bisnis atau hiburan. Ini adalah cara bagi masyarakat lokal untuk memperkenalkan budaya mereka kepada dunia. Setiap perjalanan di atas kapal ini adalah kesempatan untuk merasakan lebih dalam sejarah panjang dan alam yang kaya, serta warisan budaya yang terus hidup di sepanjang aliran Sungai Mahakam.
Pesut Bentong membawa kita lebih dari sekadar menyusuri sungai. Ia mengajak kita untuk memahami bahwa setiap perjalanan yang dilakukan di atasnya adalah bagian dari perjalanan besar budaya Kalimantan Timur yang terus berkembang, beriringan dengan arus waktu.
Penulis : Indara | Editor : Awang
![]()

