Sarkowi: Banyak Temuan Aset Yang Tidak Jelas Pengelolaanya Disampaikan Oleh BPK

Ketua Pansus Aset DPRD Provinsi Kalimantan Timur Sarkowi V Zahry.

Penulis: Slamet Pujiono
Editor: Redaksi

INDCYBER.COM, SAMARINDA-Anggota Komisi III DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry mengatakan bahwa Peraturan Daerah (Perda) terkait pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) atau Aset belum ada di Kaltim, baru masuk di Prolegda dan Propomperda Tahun 2021 ini.

“Makanya baru terbentuk panitia khusus (pansus) beberapa waktu lalu, sehingga sangat penting hadirnya regulasi terkait dengan Perda BMD ini,” ucap Owi, sapaan akrabnya, saat ditemui awak media di Gedung E DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.

Owi yang merupakan Ketua Pansus BMD ini menerangkan jika legislatif sudah sempat berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Mereka minta supaya pansus mengacu pada temuan-temuan BPK. Jadi, temuan BPK mulai tahun sebelumnya terkait aset sampai LKPj Gubernur Kaltim baru-baru ini yang diserahkan ke DPRD tahun 2020,” terangnya.

Banyak rekomendasi BPK untuk legislatif terkait aset ini. Owi membeberkan bahwa BPK juga meminta supaya pansus memberikan perhatian, termasuk tindak lanjut yang sudah dilakukan oleh Pemprov Kaltim.

“Karena permasalahan di kita itu banyak aset-aset yang dikelolakan tapi tidak jelas hasilnya. Kemudian aset itu menjadi barang yang dipisahkan. Misalnya ke perusda, tapi ke perusda tidak ada juga hasilnya,” katanya pada media ini.

Lanjutnya, penyertaan modal termasuk dalam bentuk aset ke perusda itu akan menjadi bahan evaluasi di pansus, tentunya sebagai bahan rekomendasi legislatif.

“Logikanya, kalau ada penyertaan modal dalam bentuk dana ataupun aset harusnya jelas, jadi kita itu mendapatkan apa. Tapi selama ini, perusda-perusda yang bagus di Kaltim itu cuma Bankaltimtara saja sedangkan lainnya tidak,” ungkapnya.

Ditanya awak media apakah selama ini dianggap tidak transparan. Ia menerangkan bahwa ini masalah kinerja, jadi perusda yang diberikan aset seharusnya menghasilkan.

“Jadi misalnya, perusda A diberikan aset berupa tanah. Sehrusnya kan bisa menghasilkan, kenapa malah ngga menghasilkan. Ini ada apa, kinerjanya seperti apa sampai tidak dapat menghasilkan,” tegasnya.(advertorial).

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *