Kuasa Hukum paslon 02 Andi Asran Siri menyerahkan secara resmi laporan bukti intimidasi dan ancaman terhadap pelatih saksi kepada Bawaslu Samarinda.(foto:slamet/indcyber.com/
Penulis:Slamet Pujiono
Editor: Redaksi
INDCYBER.COM,SAMARINDA – Tim kuasa hukum pasangan calon (Paslon) nomor urut 02 resmi melaporkan dugaan tindakan intimidasi oknum tidak bertanggungjawab yang dengan paksa dan disengaja menghentikan kegiatan pelatihan saksi kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Samarinda.
Disampaikan perwakilan tim kuasa hukum Paslon 02, Andi Asran Siri bahwa telah terjadi tindakan tidak menyenangkan yakni penghentian paksa kegiatan pelatihan saksi pemantau Paslon 02 pada, Jumat malam (4/12/2020).
“Bawaslu Samarinda pada hari ini telah menerima laporan kami. Bawaslu dalam hal ini akan menindaklanjuti mengenai laporan kami,” ujar Andi sapaanya saat diwawancara awak media usai membuat laporan resmi ke Bawaslu, Senin (7/12/2020).
Andi menegaskan bahwa kliennya merasa sangat dirugikan atas kejadian tersebut. Lantaran kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan para saksi pada 9 Desember mendatang.
“Kami anggap ini adalah pelanggaran Pilkada,” tuturnya.
Sebagai pelapor, pihaknya telah mempersiapkan bukti-bukti pelanggaran, mulai dari bukti video yang beredar di medsos serta satu gambar hasil jepretan layar handphone yang berisi wajah yang diduga pelaku.
“Selebihnya kita serahkan legal standing kita ke Bawaslu sebagai pelapor,” ucapnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Ketua Bawaslu Samarinda Abdul Muin membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan resmi dari pihak kuasa hukum Paslon 02.
Lanjut Abdul Muin, kedatangan kuasa hukum Paslon 02 tidak sendiri. Mereka membawa bukti-bukti fisik dan beberapa orang saksi.
“Hari ini saksi sudah datang. Kita sudah tanya atas kejadian ini. Dari penjelasannya masih akan kita dalami. Saksi yang datang pelatih saksi,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Pelatih relawan Paslon Nomor Urut 02, Rusmawati kepada awak media menuturkan jika peristiwa tak menyenangkan tersebut, terjadi saat mereka tengah mempersiapkan honor para relawan yang sejatinya terdaftar secara resmi di Badan Pemenganan Pasangan Andi Harun-Rusmadi sebagai tim pemantau TPS untuk Paslon 02.
“Saat saya ingin membagikan honor para relawan itu, tiba-tiba orang tak dikenal mendobrak pintu, mengancam dan mengambil semua amplop dan berkas (honor relawan) yang saya bawa,” tutur Rusmawati, Sabtu (5/12/2020) dini hari.
Dirinya menyebut, ada sekitar 4 hingga 5 pria yang datang mengintimidasi para emak-emak relawan Andi Harun-Rusmadi, malam itu. Bahkan, dari video yang beredar luas di grup aplikasi instan WhatsApp, para pelaku yang belum diketahui identitasnya ini, menuding jika aktivitas yang dilakukan oleh Rusmawati dan kawan-kawan bentuk ‘Money Politic’ jelang Pilkada 9 Desember ini.
“Tetap saya protes, meski sempat diancam. Karena memang (tudingan) itu tidak betul. Di amplop memang ada uang Rp 200 ribu, tapi itu untuk honor relawan TPS saya,” tegasnya. (tim redaksi)