Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar. (Foto : Fathur/indcyber.com)
SAMARINDA,indcyber.com – Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu muncul di media sosial dan langsung menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan generasi muda. Ungkapan ini mencerminkan perasaan kecewa dan kegelisahan terhadap situasi dunia kerja yang semakin menantang, serta ketidakpastian politik yang membuat banyak anak muda merasa terpinggirkan. Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, mengungkapkan bahwa fenomena ini adalah cerminan dari semakin kritisnya pola pikir generasi muda Indonesia.
“Anak muda zaman sekarang melihat dunia secara berbeda. Mereka hidup di era digital yang membuka akses untuk melihat kehidupan lebih baik di luar negeri. Gaji tinggi, fasilitas yang lengkap, dan lingkungan kerja yang lebih profesional adalah daya tarik besar bagi mereka,” ujar Anhar, saat ditemui di Gedung DPRD Samarinda, Kamis (13/3/2025).
Namun, meskipun banyak yang merasa terpesona dengan kehidupan di luar negeri, Anhar mengingatkan bahwa tidak semua yang terlihat indah di luar negeri bisa dengan mudah dicapai. Ia mengutip pepatah, “Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri.” Menurutnya, Indonesia tetaplah rumah yang harus dibangun oleh anak-anak negeri sendiri.
Anhar mengakui bahwa alasan dibalik tagar #KaburAjaDulu ini juga berakar dari ketidakpastian di dunia kerja yang ada di Indonesia. Banyak anak muda merasa terhambat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan dengan kompetensi yang mereka miliki. “Dunia kerja kita masih sangat tertutup, dan banyak kali rekrutmen pekerjaan lebih mengutamakan hubungan politik daripada kemampuan,” kata Anhar. Ia mencontohkan praktik di beberapa instansi yang lebih memilih orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan lingkaran kekuasaan daripada yang lebih berkompeten.
Selain masalah ketenagakerjaan, Anhar juga menyinggung ketidakpuasan anak muda terhadap kebijakan politik yang ada, terutama keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapuskan batasan usia bagi calon presiden dan wakil presiden. “Keputusan ini memunculkan banyak pertanyaan. Apakah ini benar-benar memberikan kesempatan kepada anak muda, ataukah ini justru menguntungkan kelompok tertentu?” tegas Anhar. Ia menilai keputusan ini semakin memunculkan keraguan di kalangan anak muda apakah kebijakan tersebut benar-benar bertujuan untuk mereka atau justru kepentingan segelintir orang saja.
Tagar #KaburAjaDulu mungkin hanya sebuah ekspresi di media sosial, namun Anhar memperingatkan bahwa jika persoalan-persoalan yang melatarbelakanginya tidak segera diatasi, generasi muda mungkin akan benar-benar memilih untuk meninggalkan Indonesia. Jika hal ini terus berlanjut, negara ini bisa kehilangan potensi terbaik dari anak-anak mudanya, yang seharusnya menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Reporter : Fathur | Editor : Awang | ADV