Foto : KPU kaltim
Samarinda, INDCYBER.COM – Debat pamungkas calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur 2024 berlangsung sengit pada Jumat (22/11) malam di studio Metro TV. Dalam perhelatan berdurasi dua jam ini, isu ketahanan dan kemandirian pangan menjadi sorotan, terutama terkait sektor pertanian yang selama ini dinilai kurang optimal.
Menurut Paslon 01 dalam hal ini calon wakil gubernur Hadi Mulyadi, Selama kami menjabat, setelah terbangun pabrik minyak goreng di Bontang dan di Balipapan, sebagai komitmen kami melakukan hilirisasi komoditas. Juga terbangun smelter di Pendingin dan di Balipapan. Jadi biodiesel juga sudah dibangun, walaupun belum banyak. Dan kita bicara hirilisasi juga tidak hanya dalam skop Kalimantan Timur, kita juga bicara dalam konteks nasional. Jadi sumbangan sawit atau CVY-nya Kalimantan Timur untuk biodiesel nasional ini adalah sangat luar biasa.
”Pertanyaan saya, tadi dari awal menyampaikan bahwa kami tidak pernah melakukan hilirisasi. Padahal kami telah melakukan itu, calon wakil gubernur, dulu wakil ketua DPRD, pak seno.” katanya.
Calon wakil gubernur Paslon 02, Seno Aji, dengan lantang menantang klaim keberhasilan Paslon 01 dalam membangun hilirisasi.
“Luas kebun sawit kita luas, Tadi saya sampaikan 1,3 juta hektare, Pak Isran menjawab 1,6 Oke, 1,6 no problem, tetapi hanya ada dua pabrik minyak goreng.Kasihan, Apa ini cukup untuk memberikan manfaat optimal bagi petani kita? Tidak,” tegasnya.
Menurut Seno, potensi luar biasa dari sektor sawit seharusnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani jika pemerintah serius membangun lebih banyak pabrik biodiesel dan industri hilir lainnya.
Seno melanjutkan, hilirisasi yang lebih masif tak hanya akan meningkatkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, tetapi juga membantu mengatasi masalah ketahanan energi melalui produksi biosolar.
“Bayangkan jika harga TBS petani bisa naik dua kali lipat dari harga saat ini, petani kita akan lebih sejahtera. Kita juga bisa menyelesaikan masalah antrian solar dengan menyediakan biosolar yang diproduksi di Kaltim,” jelasnya penuh optimisme.
Paslon 02 tak segan mengkritik kinerja petahana yang dinilai belum memprioritaskan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi Kaltim.
“Latar belakang pertanian seharusnya membuat sektor ini maju pesat. Namun, faktanya, produktivitas padi kita hanya 3,6 ton per hektare, jauh di bawah rata-rata nasional 5,2 ton per hektare,” ujar Seno, mengungkap data yang mengundang perhatian publik.
Tak hanya itu, luas lahan panen yang terus menurun dan ketergantungan terhadap suplai pangan dari luar daerah menjadi bukti bahwa sektor pertanian belum mendapatkan perhatian yang semestinya.
“Nasib petani kita seolah dianaktirikan. Dengan kepemimpinan yang peduli, kami akan memastikan sektor ini menjadi prioritas utama pembangunan,” imbuhnya.
Paslon 02 memaparkan rencana konkret untuk merevolusi sektor pertanian di Kalimantan Timur. Salah satu langkah strategis adalah membangun ratusan fasilitas hilirisasi, tidak hanya untuk sawit, tetapi juga komoditas unggulan lainnya seperti karet di Kutai Barat.
“Kita akan mendorong nilai tambah dari setiap komoditas yang kita miliki, sehingga keuntungan tidak hanya dinikmati oleh segelintir pihak, tetapi juga oleh para petani,” tegas Seno.
Selain itu, Paslon 02 juga berkomitmen meningkatkan produktivitas pangan lokal melalui modernisasi alat dan teknologi pertanian, serta memperluas akses petani terhadap pasar dan pembiayaan.
“Dengan memaksimalkan potensi lokal, kita tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga menjadi lumbung pangan bagi daerah lain,” ujar Rudy Mas’ud, calon gubernur dari Paslon 02.
Debat malam itu menjadi bukti bahwa Paslon 02 memiliki visi yang jelas dan komitmen kuat untuk membawa perubahan bagi Kalimantan Timur. Dukungan publik pun semakin mengalir setelah paparan mereka yang penuh solusi dan empati terhadap persoalan yang dihadapi petani. Dengan rencana hilirisasi besar-besaran dan perhatian khusus pada ketahanan pangan, Paslon 02 menawarkan harapan baru bagi masa depan Kaltim yang lebih mandiri dan sejahtera.
“Petani Kaltim membutuhkan pemimpin yang mendengar, peduli, dan bertindak nyata. Kami adalah pasangan yang siap menjadi solusi untuk semua tantangan ini,” tutup Seno penuh semangat.
Debat ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar memprioritaskan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat. (Indra)