Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik. (Foto : Awang)
INDCYBER.COM, SAMARINDA – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyatakan keprihatinannya terhadap penurunan signifikan populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris). Data terbaru menunjukkan hanya tersisa sekitar 62 ekor pesut di perairan Sungai Mahakam, angka yang jauh menurun dibandingkan tahun 1990-an yang mencapai 80-90 ekor.
Penurunan populasi ini menjadi perhatian serius, mengingat pesut Mahakam merupakan salah satu satwa endemik yang keberadaannya semakin terancam. Akmal Malik menekankan pentingnya upaya kolaboratif antara pemerintah, DPRD, perguruan tinggi, dan lembaga konservasi untuk melindungi dan melestarikan pesut dari ancaman kepunahan.
“Kita perlu berdiskusi dengan DPRD untuk merumuskan langkah-langkah konkret. Harus ada kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga konservasi yang memiliki keahlian di bidang pesut. Jangan sampai kita kehilangan lagi satwa ini,” ujarnya.
Insiden kematian pesut baru-baru ini akibat tabrakan dengan kapal menyoroti urgensi perlindungan habitat pesut. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur mencatat, kematian pesut terakhir terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024. Akmal Malik menegaskan perlunya langkah pemantauan dan perlindungan yang lebih intensif terhadap habitat pesut.
Pemerintah Provinsi Kaltim telah menyediakan alat pemantauan untuk melacak keberadaan pesut, namun diperlukan langkah lanjutan yang lebih terarah, termasuk kemungkinan pengembangan program penangkaran. “Kapasitas penangkaran pesut harus kita tingkatkan. Ini adalah langkah yang perlu kita pertimbangkan agar pesut tidak hanya menjadi simbol atau patung, tetapi tetap ada secara nyata di alam kita,” tandasnya.
Selain itu, Akmal Malik menyoroti perlunya melibatkan ahli konservasi, baik dari luar negeri maupun perguruan tinggi dalam negeri yang memiliki riset mendalam mengenai konservasi pesut. Ia juga mengapresiasi peran Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) yang berbasis di Samarinda, dan berharap peran mereka dapat diperkuat untuk mendukung upaya pelestarian pesut di Kaltim.
Penurunan kualitas air Sungai Mahakam turut berkontribusi terhadap menurunnya populasi pesut. BKSDA Kalimantan Timur mencatat, kematian pesut terakhir terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024. Kondisi ini menekankan pentingnya menjaga ekosistem sungai untuk kelangsungan hidup pesut Mahakam.
Dengan populasi yang terus menurun, diperlukan aksi nyata dan kolaboratif dari semua pihak untuk memastikan pesut Mahakam tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi tetap hidup dan berkembang di habitat aslinya.#
Reporter : Fathur | Editor : Awang