Kepala Dishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu. (Foto: Fathur/indcyber.com)
Indcyber.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) terus mendorong peremajaan angkutan umum sebagai bagian dari strategi menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (8/5/2025).
Menurut Manalu, angkutan umum berbasis Nibis yang sempat berjaya pada tahun 2000 dengan total armada sekitar 1.500 unit, kini hanya tersisa kurang dari 200 unit. Penurunan drastis tersebut disebabkan oleh rendahnya kenyamanan dan kualitas pelayanan yang ditawarkan.
“Banyak masyarakat meninggalkan angkutan umum karena kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, berbau tak sedap, serta pelayanan yang tidak ramah. Ini menjadi pelajaran bahwa peremajaan tidak hanya menyangkut fisik kendaraan, tapi juga standar pelayanan,” ujar Manalu.
Ia menambahkan, dari jumlah armada yang tersisa, sebagian besar bahkan tidak lagi menjalani uji berkala karena tidak memenuhi syarat keselamatan operasional.
“Kalau dipaksakan untuk lulus uji, risikonya justru bisa menyebabkan kecelakaan. Ini yang ingin kita hindari,” jelasnya.
Dishub kini sedang menyusun rencana strategis jangka panjang 2020–2030 yang menekankan konektivitas antarkecamatan dan kelurahan dengan basis angkutan umum, bukan kendaraan pribadi. Langkah ini, kata Manalu, menjadi bagian dari upaya menekan laju emisi karbon akibat pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang tidak terkendali.
“Kalau satu keluarga punya dua mobil dan empat motor, bisa dibayangkan berapa besar konsumsi bahan bakar, kemacetan, dan emisi gas buang yang dihasilkan. Ini bukan hanya soal ruang jalan, tapi juga soal lingkungan hidup,” tegasnya.
Lebih lanjut, Manalu menyoroti dampak lingkungan dari kendaraan bermotor, seperti kontribusi terhadap efek rumah kaca, pemborosan subsidi energi dari APBN, hingga pemborosan biaya pribadi akibat kondisi lalu lintas yang padat.
“Rem-gas-rem di kemacetan itu membuat ban cepat aus dan konsumsi bahan bakar makin tinggi. Itu pemborosan yang tidak disadari banyak orang,” imbuhnya.
Ke depan, Dishub berkomitmen mendorong hadirnya moda transportasi publik yang lebih ramah lingkungan, aman, dan nyaman, sekaligus menyasar efisiensi energi dan pengurangan jejak karbon di Samarinda.
Reporter: Fathur | Editor : Awang