Sapto Setyo Pramono, Anggota DPRD Kaltim Dari Fraksi Partai Golkar. Foto : Istimewa.
Indcyber.com, Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mengungkapkan pandangannya mengenai dampak teknologi terhadap generasi muda di era digital.
Dalam wawancaranya usai reses pada 3 November 2024, Sapto menyoroti pentingnya mempersiapkan anak-anak bangsa dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks, terutama di tengah ketergantungan yang meningkat terhadap internet dan teknologi.
Menurut Sapto, generasi muda perlu dibekali dengan kemandirian dan ketangguhan mental agar siap menghadapi berbagai risiko.
Ia memperingatkan bahwa ketergantungan berlebihan pada teknologi bisa menjadi bumerang, terutama jika tidak diimbangi dengan kesiapan menghadapi kondisi di luar dunia digital.
“Dulu, kita dibesarkan dengan metode pendidikan yang keras. Dicubit, dilempar kapur, atau dipukul dengan penggaris. Meskipun terlihat keras, metode tersebut mengajarkan ketangguhan dan kemandirian,” kata Sapto.
Ia menambahkan, meski metode pendidikan seperti itu mungkin dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman, nilai-nilai kemandirian yang ditanamkan tetap relevan.
Sapto juga menyoroti bahwa ancaman di era digital tak lagi berupa serangan fisik, tetapi lebih sering terjadi di dunia maya.
“Saat ini, serangan terhadap suatu negara tidak harus dilakukan dengan hadir secara fisik, cukup melalui serangan digital yang mampu menghancurkan infrastruktur seperti satelit,” ujarnya.
Menurut Sapto, generasi muda perlu dibekali kemampuan bertahan hidup tanpa mengandalkan teknologi.
Ia menyarankan agar anak-anak muda belajar berkomunikasi secara manual, seperti yang pernah dilakukan di masa lalu, serta memperluas wawasan dari berbagai sumber yang tidak terbatas pada Google atau internet.
“Google itu pintar, tetapi hanya sebagai tambahan informasi. Untuk pengembangan keahlian individu, generasi muda harus belajar mandiri,” tambah Sapto.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa generasi muda bukan hanya pewaris dari apa yang sudah ada, tetapi juga harus menjadi perintis yang mandiri dan siap berdiri di atas kaki sendiri.
Menurutnya, penguasaan teknologi penting, tetapi kemandirian dan kemampuan belajar mandiri adalah modal utama untuk bertahan di era apapun.
Sapto berharap para orang tua dapat memberikan pendidikan yang menyiapkan anak-anak untuk menghadapi berbagai situasi di masa depan.
“Menjadi generasi yang tangguh bukan hanya soal menguasai teknologi, tetapi juga kesiapan menghadapi kondisi yang tidak pasti,” jelasnya.
Di akhir wawancaranya, Sapto mengajak semua pihak untuk tidak hanya fokus pada perkembangan teknologi, tetapi juga memperkuat karakter dan mentalitas generasi muda agar mampu beradaptasi di tengah perkembangan zaman yang dinamis.
“Teknologi akan terus berkembang, tetapi manusia yang kuat dan mandiri akan selalu mampu beradaptasi,” pungkasnya. #
Reporter : Indra | Editor : Fathur | ADV